Apa itu Stunting?
Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang dapat terjadi pada anak, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (Kemenkes RI, 2018). Penyebab utama stunting yaitu kekurangan nutrisi. Banyak yang tidak tahu jika anak pendek adalah ciri-ciri dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh anak, termasuk stunting pada anak. Hanya saja, perlu Sahabat Izza ingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.
Bagaimana Tanda Anak Stunting?
Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di bawah usia 2 tahun, harus ditangani dengan segera dan tepat. Berikut ciri-ciri yang dapat Sahabat Izza waspadai sebagai tanda bahwa anak tersebut termasuk kelompok stunting :
1. Pertumbuhan anak melambat
2. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
3. Pertumbuhan gigi terlambat
4. Kurangnya kemampuan fokus dan daya ingat belajarnya
5. Berat badan saat usia balita (1-5 tahun) tidak naik bahkan cenderung menurun
6. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti terlambatnya anak mengalami fase menstruasi pertama
7. Pada usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan interaksi dan kontak mata dengan orang di sekitarnya
8. Anak menjadi mudah terserang berbagai penyakit infeksi
Lalu bagaimana caranya agar Anak dapat terhindar dari Stunting?
Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan di bawah normal yang didiagnosis stunting, yaitu dengan memberikannya pola asuh yang tepat. Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MPASI sampai anak berusia 2 tahun. Bayi dengan usia 6-23 bulan dianjurkan untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang optimal. Makanan tersebut meliputi serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, asupan kaya vitamin A, dan telur atau sumber protein lainnya seperti protein hewani. Protein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Meski stunting berdampak hingga dewasa, kondisi ini dapat ditangani. Selain itu asupan protein hewani pada ibu hamil juga sama pentingnya dalam mencegah stunting pada janin yang dikandungnya.
Makanan Sumber Protein Hewani
Berikut jenis-jenis makanan yang mengandung sumber protein hewani, diantaranya :
1. Daging tanpa lemak
Daging tanpa lemak termasuk salah satu makanan dengan sumber protein hewani yang baik bagi kesehatan. Kandungan dalam daging tanpa lemak ini, selain jumlah kalorinya yang lebih rendah, juga mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin B12, niasin, dan selenium. Manfaatnya, selain dapat meningkatkan metabolisme dan massa otot, daging tanpa lemak ini juga dapat membantu meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang.
2. Ikan
Ikan dan termasuk telur ikannya juga termasuk kedalam makanan sumber protein hewani yang baik dengan kandungan nutrisi didalamnya mulai dari asam lemak omega-3, lemak tak jenuh, mineral, vitamin A, D, B6, dan B12. Selain itu, manfaat dari ikan yaitu dapat memperkuat tulang, mengurangi risiko penyakit asma dan diabetes pada anak, serta menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
3. Susu
Mengkonsumsi susu skim atau susu rendah lemak sangat baik untuk menjaga tulang dan gigi tetap kuat, serta dapat membantu mencegah terjadinya osteoporosis.
4. Telur
Telur termasuk salah satu makanan sumber protein terbaik yang sangat mudah didapat. Kadar protein paling tinggi terdapat di bagian putih telur.
Info lebih lanjut: Jl. Raya Ciselang, Kec. Kotabaru – Cikampek Utara
(0264) 838 6830
rsizza.co.id
____
𝗥𝗦 𝗜𝗭𝗭𝗔 𝗖𝗜𝗞𝗔𝗠𝗣𝗘𝗞
“𝘐𝘩𝘴𝘢𝘯 𝘉𝘦𝘳𝘪𝘬𝘩𝘵𝘪𝘢𝘳 𝘔𝘦𝘸𝘶𝘫𝘶𝘥𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘦𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘥𝘢”
#RSIZZA
#AmanDiIzza
#RumahSakitIzza